Ketika Bersyukur Adalah Bingkisan Terbaik

on Kamis, 14 Juni 2012
Entah bagaimana dunia ini berjalan tanpa rencana yang pasti. Tiap manusia mempunyai rencana tapi kadang gak tepat. Tiap manusia mempunyai mimpi tapi kadang gak dapat. Random abis. Di satu sisi manusia punya hak untuk mendapatkan semua dalam hidup, di sisi lain, perlu kesadaran juga bahwa kita adalah makhluk yang terbatas dalam hal apapun. Ikhlas menjalani apa yang sudah digambarkan, dan bersyukur karena sanggup menjalani gambaran tersebut, adalah alasan kenapa manusia harus tetap berjalan di atas bumi ini, apapun keadaannya. Keadaan gue yang sekarang, gak ada alasan untuk dikeluhkan.

Kemarin.
Shift pagi dan perut mules mengawali hari yang cerah sedikit mendung. Gue kebut ke tempat kerja dengan memasang wajah nahan boker gara-gara semalam sarapan bakso yang pedesnya minta digampar, diperjalanan ke tempat kerja gue kudu nahan pup biar gak berojol kemana-mana. Pagi gue saat itu bener-bener absurd. Iyaaa..gue tau..Paragraf ini bener-bener gak nyambung dengan paragraf pertama, kan?. Tapi bentar lagi nyambung kok.

Diperjalanan, gue bertemu dengan teman SMA, gue lupa namanya tapi dia inget nama gue. Iya..gue temen yang kurang ajar memang, nama temen sendiri bisa lupa. -__-"

Oke, sebut saja Wayan.

Kita berpapasan saat gue berangkat kerja. Dengan nafas yang gak berirama normal ngos-ngosan. Wayan menyapa gue yang saat itu lagi bersepeda menuju tempat kerja. Ya..gue belum punya motor sekarang. Masih gowes-gowes ria berangkat kerja..hehehehe..


Wayan saat itu sedang menarik gerobak sampah. Awalnya gue gak terlalu perhatiin karena kita ngobrol singkat layaknya reunian kecil, dan posisi gue saat itu lagi kebelet pengen cepet-cepet sampe di toilet tempat gue kerja.

Setelah melewati beberapa waktu obrolan yang singkat, gue tersadar sesaat setelah ninggalin dia untuk melanjutkan perjalanan ke tempat kerja. Keringat dia yang bercucuran menggambarkan betapa berat gerobak sampah yang dia bawa. Badannya yang masih sehat dan baju yang jauh dari kesan bersih, terlihat membungkuk untuk menahan beratnya gerobak yang berusaha mengangkat tubuhnya. Sekali-sekali dia memarkir gerobak sampahnya di pinggir jalan dan menyebrang untuk mengambil beberapa sampah yang udah terbungkus plastik merah. Setelah menaruh sampah, mengelap keringat dengan lengan menjadi rutinitas berikutnya. Di sekitarnya terlihat orang-orang yang terlalu sibuk menjalani waktunya. Mungkin saat itu, hanya gue dan Tuhan yang sibuk memperhatika kesibukan dia.

Seketika itu gue sadar, rasa syukur gue dikit, dikit banget. Walaupun menjalani hidup dengan kondisi yang sama kayak dia, menghabiskan masa muda untuk bekerja dan bertahan hidup di Bali, setidaknya gue masih bisa bekerja ditempat yang lebih baik dari dia. 

Dimana rasa syukur gue sekarang? Ketika rasa syukur gak ada, gue takut kenikmatan yang ada saat ini tiba-tiba hilang. Ninggalin gue begitu aja, gak ada yang bela karena rasa syukur yang cuma sebesar biji kuaci ini. Ketakutan yang selama ini terabaikan karena selalu merasa gue itu orang yang cukup ngenes menjalani hidup. Gue terlalu naif untuk tidak mempercayai kalo ada kehidupan yang gak lebih baik dari gue. Seketika gue mulai sadar, kadar bersyukur gue belum sampe ke tahap rasa syukur yang sebenarnya. :(

Mencoba untuk menyadarkan diri sendiri betapa rasa syukur itu penting, sore hari, jam pulang kerja, gue dihadapkan kepada moment yang "memaksa" gue untuk berkata "alasan apa lagi yang bikin kamu gak mau bersyukur, Rid!"

Widyana, nama temen SMP gue ini terlihat sedang menjaga tempat penjualan bensin eceran di pinggir jalan. Gue yang saat itu lagi asik bersepada dengan mp3 yang memainkan musik Sheila On 7, mendekati dia yang memang udah lama kita gak bertemu.

Widyana, tanpa bermaksud menyinggung perasaannya, adalah temen SMP gue yang menderita (maaf) keterbelakangan mental. Gue masih inget saat sekelas bareng dia, untuk menulis aja dia butuh bantuan dari teman sebangkunya untuk membuat buku catatan. Cara bicaranya sulit dimengerti. But.. gue percaya Tuhan itu Maha Adil. Dibalik kekurangannya, Widyana adalah pelajar yang memiliki tingkat kepinteran melebihi gue dan temen-temen dikelas. Gue yang memang terlahir sebagai murid SMP yang agak-agak bego, gak jarang gue suka ngandalin Widyana buat menjawab soal dari guru. Hehehehe..

Gue menghampiri Widyana yang saat itu lagi duduk santai di dekat botol-botol bensin eceran yang dia jaga. Kita ngobrol tentang kesibukan masing-masing. Dengan nada bicara yang masih seperti dulu, gue berusaha keras mencernanya tapi gue terbiasa dengan cara dia bicara dari dulu.

Gue terhenyak saat ada pembeli yang ingin membeli bensin dari dia. Gue melihat dia begitu kesulitan hanya sekedar membuka tutup botol bensin yang dia pegang. Pas gue berniat membantunya, dia menolak dan berusaha mengabaikan bantuan yang gue tawarin. Dia bilang, di gak mau dibantu karena dia udah terbiasa dengan ini. Dengan keadaan dia yang sama saat masih SMP, dia berusaha untuk melakukannya sendiri. 

Apa yang gue liat sekarang? Gue pengen nangis melihat teman sendiri dengan segala keterbatasannya berusaha untuk tetap bekerja, bagaimanapun keadaannya. Seperti ditonjok dengan pukulan Cris John, gue bener-bener disadarkan betapa pentingnya rasa syukur terhadap apa-apa yang udah gue terima saat ini.

Dengan segala kekurangannya Widyana mampu menjalani hidupnya dengan tegar tanpa harus mengandalkan orang lain, bahkan bantuan dari gue sebagai temannya, pun ditolaknya.

Dengan dua kejadian yang gue temui bersamaan, gue merasa hina. Dan sebisa mungkin gue berusaha untuk bersyukur walopun gue sadar kalo sering khilaf dengan mengabaikan rasa syukur itu. Gue cuman manusia yang masih muda, dan masih labil. Tapi sebisa mungkin, gue mencoba untuk menikmati hidup dengan rasa syukur yang ada.

Hidup itu abstrak, siapa yang tau kelanjutan dari hidup ini? cuma Sang Penguasa Nafas gue ini yang Maha Tahu. Bingkisan dari umat kepada Tuhannya adalah rasa bersyukur. Setidaknya, rasa syukur itu mampu menyurutkan sifat takabur. Dan saat ini, gue masih belajar gimana cara bersyukur.

1 omongan:

Faizal Indra kusuma mengatakan...

Waw, keren.. Jalan cerita kehidupannya gampang banget dicerna :) it's really best story of your life. Harus bisa belajar dari apa yang sudah terjadi dan harus bisa menerawang dengan apa yang akan terjadi :) keep ahead guys.

Posting Komentar

Pages