Daerah pertama yang menjadi tempat workshop dalam rangka Workshop Menulis 12 Kota adalah Semarang, kemudian Surabaya, kemudian lagi Jakarta, kemudian lagi Medan, kemudian lagi.... oke, cukup, gue capek ngetik kata "kemudian", lebih lengkapnya ada di sini : klik ini, dan tibalah workshop menulis 12 kota ini di daerah paling asoy panoramanya, Denpasar.
Workshop ini awalnya gue tau setelah stalking TL-nya @tulisnusantara, jarang-jarang gue stalking TL akun twitter, yah.. kecuali TL nya @itsmeAsmirandah yang memang udah gue stalking twitternya sejak dia main di sinetron Aisyah.Setelah jari telunjuk gue pegel nyekrol-nyekrol temlen @tulisnusantara, akhirnya dapat juga info workshop untuk kota Denpasar dari websitenya di www.tulisnusantara.com.
Lokasi worksopnya di Virgin Duck Resto, Jl. Raya Puputan 68, Renon, Denpasar. Bisa ditebak, sih. Berdasarkan namanya, ini adalah restoran yang menyajikan Bebek Perawan sebagai menu andalannya. Gue juga gak ngerti gimana cara restoran ini membedakan mana bebek perawan mana bebek janda.
logonya gambar bebek lagi nungging |
Setelah melakukan registrasi ulang pendaftaran, gue bersiap-siap masuk ke tempat workshop dalam keadaan bingung karena masih gak ngerti kenapa logo restorannya gambar bebek lagi nungging gitu. Sambil nunggu giliran, gue liat ke dalam ternyata peserta workshop udah pada kumpul.
ng.. anu, mas, tolong minggir. Saya mau ngambil gambar. |
Peserta workshop mulai berdatangan, suasana mulai ramai. Gue mengambil posisi duduk yang deket dengan tempat duduk mas Arief Ashshiddiq (editor dari PlotPoint dan penulis buku 123 Anti Bego). Mas Arief di workshop ini berperan sebagai pengajar. Sebelum acara di mulai, Mas Arief bertanya ke peserta workshop tentang kesulitan-kesulitan dalam menulis. Kebanyakan pertanyaan dari peserta adalah "harus mulai darimana?" ketika kita ingin membuat sebuah cerita.
Acara pun di mulai, awal dari workshop ini Mas Arief mulai memberikan materi berupa bagaimana menentukan sebuah alur cerita dengan cara yang funny dan santai. Mulai darimana dan beberapa proses membuat sebuah cerita dari sesuatu yang simpel.
Cewek yang deket baju putih itu cakep. *salah fokus* |
Mas Arief dalam posisi asoy |
Sekitar hampir satu jam mas Arief memberikan materinya, kini giliran mbak @FebyIndirani yang tampil sebagai pembicara. Mbak Feby telat datang tapi peserta terlihat antusias menyambut kedatangannya, termasuk gue yang udah bela-belain datang cuma biar bisa liat mbak Feby dari jarak 1,5 meter. Halah!
Mbak Feby terlihat cantik dengan berbalut baju abu-abu putihnya, gue cuma bisa takjub. Setelah duduk manis dan sesekali meminta maaf dengan senyumnya yang menawan gara-gara telat datang, mbak Feby kemudian memberikan materi.
Umm.. Tau kan yang mana mbak Feby-nya? |
Sebenarnya banyak sih yang memberikan tanggapan tapi ternyata capek juga kalo caranya gini. Gue kudu stalking TL peserta - print screen - crop di photoshop - up load di blog, gitu terus. Itu baru empat gambar. Kalo gue lanjutin bisa dipastikan postingan ini baru selesai pas Lebaran tahun depan. Tau gitu mending gue ketik aja. Bodo amat dah, udah terlanjur gini. :\
Workshop berlanjut ke sesi selanjutnya. Ini sesi yang gue tunggu-tunggu dari awal gue niatin hati buat datang ke sini, MAKAN SIANG GRATIS! Iye, gue sengaja capslock-in biar terasa dramatis. menunya emang bener-bener bebek banget, sesuai dengan nama restorannya. Gue makan dengan jaim mengingat waktu itu disela-sela makan siang mas Arief secara tega ngasi materi tentang bagaimana cara memetik sebuah cerita dari hal yang sederhana berdasarkan kegiatan kita sehari-hari. Mana gue duduk paling depan lagi, kan gak konsen gue menikmati bebek perawan ini.
Sempet-sempetnya gue ngambil gambar, padahal lagi makan. |
Gue yang itu tuh.. |
Orang yang pertama gue incer adalah mbak Feby, gue nagih janji karena sebelum acara mbak Feby udah janji bakal mau foto bareng gue. Sebelumnya, untuk menjawab pertanyaan seandainya ada yang nanya dengan nada nyolot : "mana buktinya kalo mbak Feby mau foto bareng sama kamu, hah!". Nih :
Tuh kan,bener! |
"Mbak, mau nagih janji, nih. Foto bareng kita." Kata gue ke mbak Feby. Setelah mbak Feby setuju, gue pun langsung minta foto bareng. Berhubung saat itu gue gak bawa kamera, maka yang punya kamera pun ikutan foto. Sial! :
gue yang lagi kalem itu. |
Gue : "Mas, boleh minta foto gak?"
Mas Arief : "Boleh, tapi fotonya jangan dipake buat nyogok saya biar novel kamu keterima yah?" *mas Arief nyengir ganteng*
Gue : *gue ketawa najong*
Kemudian :
nyengirable |
"Ng.. anu.. Mas Oka, boleh foto bareng gak?" dan kemudian :
makasoy mas Oka. |
Banyak pengalaman keren yang gue dapat setelah mengikuti workshop menulis 12 kota. Selain karena GRATISnya itu, workshop ini memberikan gue motivasi untuk menjadi penulis. Ilmu-ilmu yang tersimpan di otak bakal gue praktekin dalam kegiatan menulis gue yang sedang mencoba peruntungan buat ikut kompetisi Menulis Nusantara yang diadakan oleh @tulisnusantara @nulisbuku @_PlotPoint yang bekerjasama dengan Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia). Total hadiah untuk pemenang kompetisi menulis ini gede, 112,5 juta. Duit segitu bisa di pake buat beli pabrik martabak. Info lengkapnya ada di sini nih -> www.tulisnusantara.com
Yup, segitu aja postingan gue. FYI, ini postingan terpanjang yang pernah gue ketik di blog ini. Gue sengaja posting di blog buat kenang-kenangan. Kapan lagi gue bisa berbagi cerita kalo gak sekarang? :)
0 omongan:
Posting Komentar