Wahai, kekasihku tercinta..
Aku datang kehadapanmu untuk meminta..
Sesuatu yang lebih baik dari permata..
Maukah kau memberiku pulsa?
Untuk ku kirim kepada mama kamu tercinta..
Yang lagi mendekam di kantor polisi sana..
Wahai, kekasihku tercinta..
Aku datang membawa berita..
Untuk menghibur hatimu yang terluka..
Dengan membawa berita duka..
Karena aku melihat dengan mata..
Bahwa nenek kamu baru saja mati di makan kuda..
BUAHAHAHAHA..
Maaf, aku hanya bisa tertawa..
Wahai, kekasihku tercinta..
Hati mana yang tak terluka..
Galau dan merana..
Saat itu kita berjala berdua..
Dan memergoki bapak kamu ke mall tanpa baju dan celana..
Membuat satpam mall curiga..
Dan menggantung bapak kamu di tiang bendera..
Wahai, kekasihku tercinta..
Cinta itu tidak memandang usia..
Tapi, aku baru saja melihat di tikungan sana..
Kakek kamu merayu anak TK..
Semoga beliau bukan phedofilia..
Apalagi muridnya robot gedek yang setia..
Wahai, kekasihku tercinta..
Saat pertama kali aku datang ke rumah kamu yang mewah..
Sesaat aku terpana..
Diam tanpa kata..
Bukan karena melihat wajah kamu yang ceria merona..
Aku terpana..
Karena melihat adik kamu dengan celana dalam di kepala..
Sejenak aku mengira..
Ini rumah mewah atau rumah sakit jiwa?
Wahai, kekasihku tercinta..
Cinta itu tidak harus bersama..
Setelah aku menyaksikan ini semua..
Ternyata..
Keluarga kamu itu absurd dan freak semua..
Lebih baik kita putus aja..
Apalagi setelah aku mengetahui, dulunya kau adalah seorang agen MLM yang suka menjanjikan angin Surga..
Dan ternyata, ini bukan puisi cinta..
Aku hanya ingin menghina..
dengan cara yang sempurna..
Sekian.
Karya :
--Farid "si burung Blekok" Fadhly, Pujangga cinta yang selalu kehabisan pulsa--
2 omongan:
Muahahahahaha
Apa banget ini puisinya. :)
awalnya pengen buat puisi sperti Chairil Anwar yg berjudul Karawang Bekasi tp yg jadi malah kyak puisi orang stres profesional gini.. (_ _")
Posting Komentar