"Jika ingin membuat postingan di blog, tulislah apa yang terjadi disekitar kamu supaya mudah menuangkannya dalam bentuk cerita yang menarik".
UANJRIT!! MUKE GILE! gue nulis kalimat di atas aja udah merasa keren gini *benerin kerah*.
Gue nulis gitu padahal gue sendiri gak ngerti maksutnya apa'an. Mungkin kalimat tersebut nyuruh gue membuat postingan tentang apa yang terjadi saat ini ya. Hmm..tunggu, gue mikir sebentar.. *megang dagu*
yang terjadi di sekitar gue saat ini adalah, yang pertama, kucing gue baru aja ngambil ikan dari kamar kost sebelah. Kejadian kedua, kucing gue baru aja ngambil nasi dari kamar kost yang paling ujung. Kejadian ketiga, hujan.
Berhubung kejadian pertama dan kedua menceritakan tentang kucing sialan yang membuat majikannya malu tingkat ketua DPR, gue lebih memilih cerita tentang hujan.
Di sini kemampuan gue menganalisa kejadian tentang hujan di uji. Udah seminggu ini Bali (tempat gue terdampar) diguyur hujan. Sebelumnya, gue mencoba menerjemahkan apa itu hujan menurut pandangan teori absurdinisme. Oh, iya.. teori absurdinisme adalah teori yang percaya bahwa orang bego pun masih bisa berpikir walaupun pemikirannya agak miring.
Jadi gini :
1. Sebagai pribadi yang bego, gue nulis tentang hujannya seperti ini :
Hujan adalah air yang datengnya keroyokan secara liar dan random dari langit. Kadang bikin kesel para pengusaha laundry tradisional, kadang bikin girang para pengusaha ojek payung, dan kadang mampu menambah tingkat kegalauan orang2 yang abis ditinggal kawin sama pacarnya. Beberapa anak sekolahan pun pasti ada yang berharap hujannya lebat, kalo perlu banjir sampe seleher biar sekolahnya diliburkan.
2. Sebagai pribadi yang setengah sadar, gue nulis tentang hujannya seperti ini :
Kadang, hujan mampu menumbuhkan rasa bahagia bagi tumbuh2an yang memang dipelihara oleh alam. Setiap tetesnya mampu membuat kembali tersenyum daun2 yang mulai tampak lemah. Bagi alam, hujan (bersama matahari) adalah sepasang anugerah yang (mungkin) luput dari rasa syukur manusia. Mereka tumbuh, lebat, dan bermanfaat, cara bersyukur yang unik dari mahkluk hidup yang gak bisa beranjak dari tempat dia hidup. :)
3. Sebagai pribadi yang *ehem* puitis romantis, gue nulis tentang hujannya seperti ini :
Beberapa manusia romantis suka dengan hujan, dan mempuisikannya. Suka membanding-bandingkan tiap tetes hujan dengan rasa rindu dengan seseorang yang dirindu. Mereka menceritakan tentang hujan yang mampu menyejukan bumi dengan warna kalimat yang berbeda. Hujan, datang bukan tanpa tujuan, melainkan rencana Tuhan untuk mewakili air mata kamu yang tertahan karena ingin terlihat tegar. Jadilah hujan, yang mampu membuatku berpuisi dengan menyebut namamu dalam setiap baitnya, tentang kamu...dan hujan.
Sekali lagi.
UANJRIT!! MUKE GILE! udah kayak orang paling pinter sekota Denpasar aja gue ngetik paragraf2 di atas padahal gue gak ngerti maksutnya apa'an. Kalimat2 di atas adalah murni dari hasil bertapa gue di bawah air terjun setelah sekian lama bingung nyari ide buat postingan blog gue kali ini.
Gue masih belajar tentang gimana cara nulis yang bener. Jadi maaf2 kata aja nih kalo postingan gue kali ini gak ada rasanya. :)) Keep writing yaw, yang penting mah semangat ngeblog aja :))
Jadi gini,
"Jika ingin membuat postingan di blog, tulislah apa yang terjadi disekitar kamu supaya mudah menuangkannya dalam bentuk cerita yang menarik".
0 omongan:
Posting Komentar